Analisis
Control Objectives for
Information and related Technology (COBIT)
pada BPJSTK Mobile di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Mataram
Saat ini TI menjadi salah
satu bagian yang sangat penting bagi suatu perusahaan untuk mendukung
pencapaian rencana strategis dan tujuan perusahaan, begitu juga BPJS
Ketenagakerjaan memanfaatkan teknologi dalam memberikan informasi dan layanan
menggunakan aplikasi berbasis mobile yang diimplementasikan ke dalam proses
operasionalnya. BPJS Ketenagakerjaan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk
mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraan nya menggunakan
mekanisme asuransi sosial.
BPJSTK Mobile adalah suatu bentuk pemanfaatan
TI yang berupa layanan perangkat lunak yang dibuat untuk memberi keefektifan
bagi anggota BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan
dengan program pelayanan yang dapat di akses dimanapun dan kapanpun. Pentingnya
layanan BPJSTK Mobile untuk melakukan kegiatan operasional menjadikannya harus
dalam kondisi yang optimal, sehingga BPJSTK Mobile perlu dievaluasi agar
perusahaan dapat mengukur apakah TI yang diimplementasikan sudah sesuai dengan
yang diharapkan.
Evaluasi TI memiliki
beberapa standar yang digunakan untuk penelitian, diantaranya menggunakan
framework COBIT 5 yang merupakan standar komprehensif yang membantu perusahaan
dalam mencapai tujuan dan menghasilkan nilai melalui tata kelola dan manajemen
TI yang efektif. COBIT 5 sesuai digunakan untuk mengevaluasi TI di BPJS
Ketenagakerjaan Cabang Mataram karena COBIT 5 membantu perusahaan untuk
menciptakan nilai TI yang optimal dengan menjaga keseimbangan antara mewujudkan
manfaat dan mengoptimalisasi tingkat risiko dan sumber yang digunakan. Terdapat
5 domain dan 37 proses yang ada pada COBIT 5. Alasan domain DSS dipilih karena
dianggap sesuai dengan kondisi BPJSTK Mobile saat ini. Dengan kondisi teknologi
informasi di BPJS Ketenagakerjaan yang sedang berlangsung dan kebutuhan untuk
mengirimkan layanan, melayani, dan mendukung layanan teknologi informasi, maka
Domain DSS yang dianggap sesuai dengan hal tersebut. Domain lain seperti APO
(Align, Plan, and Organize) dirasa akan sesuai diterapkan pada tata kelola
teknologi informasi yang belum dijalankan atau akan dijalankan, domain BAI
(Build, Acquire, and Implement) dirasa akan sesuai jika diterapkan pada unit
khusus yang berperan sebagai pembangun (developer) atau memperbaiki tata kelola
teknologi informasi yang sudah ada, domain MEA (Monitor, Evaluate, and Asses) dirasa
akan sesuai diterapkan untuk kondisi yang telah dibangun dan berlangsung, dan
pelaksanaan monitoring dilakukan oleh pihak internal.
- Pengertian COBIT 5
COBIT 5 merupakan sebuah
kerangka menyeluruh yang dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya
untuk tata kelola dan manajemen TI perusahaan. COBIT 5 memungkinkan TI untuk
dikelola dan diatur dalam cara yang lebih menyeluruh untuk seluruh lingkup
perusahaan, meliputi seluruh lingkup bisnis dan lingkup area fungsional TI,
dengan mempertimbangkan kepentingan para stakeholder internal dan eksternal
yang berhubungan dengan TI. COBIT 5 didasarkan pada lima prinsip kunci untuk
tata kelola dan manajemen TI perusahaan. Kelima prinsip ini memungkinkan
perusahaan untuk membangun sebuah kerangka tata kelola dan manajemen yang
efektif dan efisien, yang dapat mengoptimalkan investasi dan penggunaan TI
untuk mendapatkan keuntungan bagi para stakeholder (ISACA, 2012).
- Prinsip COBIT 5
Terdapat 5 (lima) prinsip
kunci dalam COBIT 5 seperti Gambar berikut ini :
1. Memenuhi Kebutuhan
Stakeholder
2. Melingkupi Seluruh
Perusahaan
3. Menerapkan Suatu Kerangka
Tunggal yang Terintegrasi
4. Menggunakan sebuah
pendekatan yang menyeluruh
5. Pemisahan Tata Kelola
Dari Manajemen
Kerangka COBIT 5 memuat
suatu perbedaan yang jelas antara tata kelola dan manajemen. Dua disiplin yang
berbeda ini juga meliputi aktivitas yang berbeda, memerlukan struktur
organisasi yang berbeda dan melayani tujuan yang berbeda pula.
Gambar diatas menjelaskan
bahwa dalam COBIT 5 terdapat pemisahan antara proses tata kelola dan proses
manajemen (ISACA,2012). Kunci perbedaan antara tata kelola dan manajemen
menurut COBIT 5 adalah :
a. Governance, menjamin
kebutuhan stakeholder, kondisi-kondisi dan pilihan-pilihan selalu dievaluasi
untuk menentukan tujuan perusahaan yang seimbang dan disepakati untuk dicapai,
menentukan arah melalui penentuan prioritas dan pengambilan keputusan dan
memantau pemenuhan unjuk kerja terhadap tujuan dan arah yang disepakati.
b. Management, bertugas
untuk merencanakan, membangun, menjalankan dan memantau aktivitas dalam rangka
penyelarasan dengan arah perusahaan yang telah ditentukan oleh badan pengelola
(tata kelola), untuk mencapai tujuan perusahaan. Bagaimanapun juga, berdasarkan
peranan tata kelola untuk mengevaluasi, mengarahkan dan memantau diperlukan
suatu interaksi antara tata kelola dan manajemen untuk menghasilkan sistem tata
kelola yang efektif dan efisien.
- Domain DSS (Deliver, Service, Support)
Deliver, Service, and
Support (DSS) Menerima solusi dan membuatnya dapat digunakan bagi pengguna
akhir. Domain ini berkaitan dengan pengiriman/ penyampaian yang aktual dan
dukungan layanan yang dibutuhkan, yang meliputi pelayanan, pengelolaan keamanan
dan kontinuitas, dukungan layanan bagi pengguna serta manajemen data dan
fasilitas operasional.
Domain DSS terdiri dari 6
control objective, yakni sebagai berikut :
1. DSS01 – Mengelola
Operasi
Mengkoordinasikan dan
melaksanakan kegiatan dan prosedur operasional yang dibutuhkan untuk memberikan
layanan IT kepada internal maupun outsourced, termasuk pelaksanaan eksekusi
dari standar operasi prosedur yang telah ditetapkan dan kegiatan pemantauan
yang diperlukan.
2. DSS02 – Manage Service
Request and Incidents
Memberikan respon yang
tepat waktu dan efektif untuk permintaan pengguna dan penyelesaian terhadap
semua jenis insiden.
3. DSS03 – Manage
Problems
Mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan masalah dan akar penyebab masalah dan memberikan resolusi
yang tepat waktu untuk mencegah insiden berulang serta memberikan rekomendasi
untuk perbaikan.
4. DSS04 – Manage
Continuity
Membangun dan memelihara
rencana untuk memungkinkan bisnis dan TI dalam menanggapi insiden dan gangguan
dalam rangka melanjutkan pelaksanaan proses bisnis yang penting dan layanan TI
yang diperlukan dan menjaga ketersediaan informasi pada tingkat yang dapat
diterima oleh perusahaan.
5. DSS05 – Manage
Security Services
Melindungi informasi
perusahaan untuk mempertahankan tingkat resiko keamanan informasi yang dapat
diterima oleh perusahaan sesuai dengan kebijakan keamanan.
6. DSS06 – Manage
Business Process Controls
Mendefinisikan dan memelihara
proses bisnis yang tepat kontrol untuk memastikan bahwa informasi yang terkait
dan diproses oleh proses bisnis outsourcing memenuhi semua persyaratan
pengendalian informasi yang relevan.
· Analisis Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) pada BPJSTK Mobile di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Mataram
perbandingan kinerja
aktual dengan kinerja potensial atau yang diharapkan. Berdasarkan hasil
evaluasi yang dilakukan di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Mataram dengan
menggunakan framework COBIT 5 pada domain DSS, diperoleh hasil capability level
untuk keseluruhan proses beserta dengan level target pada tabel berikut :
Rata-rata gap antara
level saat ini dengan level target adalah satu tingkat, berikut gambaran umum
rekomendasi keseluruhan proses yang disusun agar bisa mencapai level target
adalah sebagai berikut :
1. Membuat penerapan
pengukuran layanan yang harus dipenuhi dalam tiap proses bisnis untuk
terjaminnya BPJSTK Mobile berjalan dengan baik.
2. Membuat sistem
monitoring dan evaluasi yang tepat terhadap proses bisnis untuk mengoptimalkan
keberlangsungan BPJSTK Mobile.
3. Membuat dokumentasi
atau laporan mengenai keseluruhan hasil proses yang berlangsung, dan juga
pelanggaran yang terjadi sebagai bahan evaluasi dan pengembangan
keberlanjutannya.
4. Membuat dan menjaga
dengan baik pendokumentasian informasi yang dapat meningkatkan/menjaga
keberlangsungan jalannya layanan BPJSTK Mobile.
- Rekomendasi
Untuk mencapai level
target yang diinginkan yaitu level 3, maka yang perlu dilakukan adalah :
1. Membuat Standard
Operating Procedure (SOP) yang lengkap agar dapat digunakan sebagai panduan
prosedur pengoperasionalan.
2. Melakukan analisis
perangkat IT untuk mencegah ancaman yang timbul dari tindakan manusia seperti
pencurian, bahaya konsleting dll.
3. Melakukan penilaian
terhadap infrastruktur yang dimilki dan dibuat dokumentasinya untuk bahan
evaluasi kedepan.
4. Menindak lanjuti hasil
audit independen terhadap kualitas layanan, lingkungan dan dengan pihak luar
yang menjalin kerjasama, apabila dari audit independent tidak ada maka
ditambahkan sendiri.
Untuk mencapai level
target yang diinginkan yaitu level 3, maka yang perlu dilakukan adalah :
1. Membuat dokumen baku
(lebih tersistematik) yang berkaitan dengan permintaan layanan, keluhan/adanya
insiden serta penanganan insiden tersebut.
2. Membuat dokumentasi
klasifikasi layanan insiden sesuai dengan jenis-jenisnya agar dapat
diselesaikan dengan tepat waktu dan efektif.
3. Membuat prosedur untuk
verifikasi dalam proses penyelesaian insiden secara detail.
4. Melakukan pertemuan
rutin guna membahas layanan permintaan dan layanan insiden yang terjadi.
5. Membuat dokumentasi
terhadap resolusi atau solusi alternative terhadap pemecahan insiden dan
mengevaluasinya.
Untuk mencapai level
target yang diinginkan yaitu level 2, maka yang perlu dilakukan adalah :
1. Melakukan pemantauan
terhadap kinerja penyelesaian masalah yang ditentukan.
2. Mendokumentasikan dan
mengalisa kembali laporan masalah yang ada baik yang sudah terselesaikan maupun
yang belum terselesaikan.
3. Menganalisa akar –
akar permasalahan yang muncul dan pemecahan masalah, kemudian
mendokumentasikannya supaya tidak terjadi masalah yang sama.
4. Membuat sistem/skema yang
dapat mengetahui jalannya penyelesaian pemecahan masalah yang ada agar
dapat dipantau oleh pihak atasan.
5. Membuat dokumentasi
terkait solusi – solusi dalam pemecahan masalah.
6. Memebuat analisa
pengalokasian sumberdaya yang akan digunakan untuk mengoptimalkan resource yang
dimiliki.
Untuk mencapai level
target yang diinginkan yaitu level 2, maka yang perlu dilakukan adalah :
1. Melakukan pengukuran
keberlangsungan proses bisnis untuk mengetahui tingkat kematangannya dan
kesenjangan proses bisnis, didokumentasikan dan dievaluasi.
2. Mengukur kesesuaian
kebijakan yang dibuat dalam keberlangsungan proses bisnis.
3. Membuat skema
atau sistem yang
berisi respon terhadap insiden dan kominukasinya, mendokumentasikan dan
dievaluasi.
4. Membuat business
continuity plan (BCP) untuk pengembangan proses bisnis dan dokumentasikan.
5. Melakukan review
manajemen secara rutin.
6. Melakukan pengukuran
dan evaluasi terhadap tujuan pelatihan.
7. Membuat ketetapan ukuran
– ukuran untuk
pengambangan latihan
sumberdaya manusia yang dimiliki, dan dipantau keberlangsungannya.
Untuk mencapai level
target yang diinginkan yaitu level 2, maka yang perlu dilakukan adalah :
1. Membuat aturan
tertulis yang menyatakan semua pegawai untuk melindungi sistem informasi dan
teknologi dari malware.
2. Membuat prosedur dan
mendokumentasikan pengecekan secara rutin terhadap keamanan perangkat lunak
yang digunakan.
3. Membuat aturan
tertulis mengenai keamanan konektifitas dan perangkat endpoint (misal laptop,
server, perangkat Mobile atau software).
4. Memberikan peringatan
kepada semua pegawai akan kedasarannya terhadap keamanan sistem dan perangkat
yang dimiliki.
5. Melakukan evaluasi
yang dilakukan rutin, minimal tiap 3 bulan sekali terhadap sistem informasi
yang dikhawatirkan dapat timbul potensi ancaman baru.
Untuk mencapai level
target yang diinginkan yaitu level 2, maka yang perlu dilakukan adalah :
1. Menetapkan
ukuran-ukuran goal dari proses bisnis, mendokumentasikan dan dievaluasi.
2. Membuat laporan dari
kontrol pemrosesan agar mudah diketahui gejala - gejala yang timbul.
3. Mendokumentasikan
dengan baik rekaman transaksi dan rekaman keluhan dalam dokumen yang lebih
tersistematik yang nantinya dapat digunakan sebagai bukti untuk mengukur
keberlangsungan bisnis.
4. Mereview penyimpangan
- penyimpangan yang terjadi dalam keberlangsungan prose bisnis, mendokumentasikan
dan dievaluasi.
5. Membuat kebijakan
terhadap pemberian hukuman kepada pegawai yang melakukan pelanggaran -
pelanggaran dalam pemantauan kegiatan proses bisnis.
6. Menyimpang dengan baik atau mengarsipkan data
seperti sumber informasi, rekaman transaksi untuk dijadikan bukti dalam
pengukuran penilaian keberlangsungan proses bisnis dan dapat sebagai
rekomendasi.
·
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
penelitian dan analisis yang dilakukan pada layanan BPJSTK Mobile di BPJS
Ketenagakerjaan Cabang Mataram, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Evaluasi dilakukan
menggunakan kerangka kerja framework COBIT 5 dan menggunakan domain DSS
(Delivery, Service and Support) yang dipilih karena sistem telah direncanakan
(plan), telah dibangun (build) dan sekarang sedang dijalankan (run). Domain DSS
terdiri dari 6 proses yaitu DSS01, DSS02, DSS03, DSS04, DSS05, dan DSS06.
2. Dari hasil evaluasi
tingkat kemampuan (Capability Level) diketahui ada 2 proses yang mempunyai
level kapabilitas 2 yaitu DSS01 dan DSS02. Ada 4 proses yang memiliki level
kapabilitas 1 yaitu DSS03, DSS04, DSS05, DSS06.
3. Menurut level
kapabilitas masing-masing proses, ditentukan level target masing-masing proses
yaitu berupa 1 level di atas level kapabilitas, yang ditentukan berdasarkan
analisis dan juga persetujuan dengan instansi terkait, sehingga didapat level
target untuk DSS03, DSS04, DSS05 dan DSS06 adalah level 2, untubk DSS01 dan
DSS02 adalah level 3.
4. Level capability
keseluruhan yang diperoleh berdasarkan keseluruhan rata-rata adalah 1
(performed process), yang berarti sudah diterapkan dan mencapai tujuannya,
tetapi belum ada standar penerapan dalam melakukan proses tersebut, belum
terdokumentasi dan dikomunikasikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
AlRasyid, A., 2016. Analisis Audit Sistem Informasi Berbasis COBIT 5 Pada Domain Deliver, Service, and Support (DSS) (Studi Kasus: SIM-BL di Unit CDC PT Telkom Pusat. Tbk).
Institute, 2007. IT Governance Guide using COBIT ed.s.l.:www.itgi.org.
ISACA, 2012. A Business Framework for the Governance and Management of Enterprise IT. COBIT ed. s.l.:www.isaca.org.
Ketenagakerjaan, B., 2014. BPJS
Ketenagakerjaan. [Online]
Available at: http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/ [Accessed 4 Februari 2017].
IT Governance Institute. (2007), “COBIT 4.1 Framework Control Objectives, Management Guidelines, Maturity Models”, IT Governance Institute.
https://id.wikipedia.org/wiki/COBIT
http://mymuse7.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-cobit.html
http://www.kajianpustaka.com/2014/02/pengertian-sejarah-dan-komponen-cobit.html
http://lukmanprayogi20.blogspot.co.id/2016/01/pengertian-cobit-dan-sejarahnya.html
Comments
Post a Comment